Analogi Binatang dengan Manusia Tunjukkan Rendahnya Keadaban Publik
Laurencius Simanjuntak - detikNews
"Ini menghancurkan keadaban yang dimiliki," kata sastrawan Radhar Panca Dahana saat berbincang dengan detikcom, Senin (5/7/2010).
Sutradara lakon 'Republik Reptil' ini mengatakan, sebagai bangsa yang berbudaya dan kaya akan literatur bahasa yang indah, seharusnya para elite tidak menggunakan analogi binatang-binatang yang melambangkan kelicikan dan kebusukan.
"Mereka tidak terbiasa punya literatur bahasa yang indah, seperti pejabat luar sering menggunakan Shakespeare, kenapa kita tidak menggunakan kata-kata yang berbudaya dari Sutan Takdir dan Rendra," kata dia.
"Kebudayaan itulah yang seharusnya membuat kita kaya," kata dia.
Radhar menilai penggunaan nama-nama binatang cicak, buaya, babi, tikus juga menunjukkan keterpurukan mental dan psikologis suatu bangsa. Sebab, binatang-binatang itu bukan bintang yang dalam fabel bukan mewakili
derajat kemuliaan.
(lrn/nrl)
GRATIS kaos cantik dan voucher pulsa! ikuti sms berlangganannya, ktk REG DETIK kirim ke 3845 (Telkomsel, Indosat, Three)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar